Beranda | Artikel
Mungkinkah Kaum Muslimin Akan Berjaya?
Rabu, 2 Februari 2022

MUNGKINKAH KAUM MUSLIMIN AKAN BERJAYA ?

Oleh
Syaikh Shafwat Nuruddin

Di tengah berbagai konflik politik dan pertarungan antar manusia di berbagai belahan dunia, banyak kaum Muslimin yang lupa bahwa Allah Azza wa Jalla pernah memenangkan Nabi Nuh Alaihissallam ketika beliau memohon kepada Allah Azza wa Jalla :

فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ 

Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku) [al-Qamar/54:10]

Allah Azza wa Jalla pernah menolong Nabi Hud dan Nabi Shâlih meskipun manusia yang mendukung mereka sedikit, sedangkan musuh sangat banyak. Allah Azza wa Jalla juga pernah menolong Nabi Ibrâhîm dan Nabi Luth serta semua para nabi dan rasul. Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. [an-Nûr/24:55]

Janji Allah Azza wa Jalla dalam ayat ini pernah dibuktikan kepada kaum Muslimin, para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebelum dimenangkan oleh Allah Azza wa Jalla , mereka tidak dipandang kecuali dengan pandangan penuh pelecehan dan hinaan. Namun tiba-tiba kaum yang dipandang sebelah mata ini bisa menguasai Persia, Roma, Yaman dan Afrika dan berkibar-kibar di Eropa. Ketika mereka sudah memenuhi persyaratan-persyaratan menang yaitu beriman dan beramal shalih, maka Allah Azza wa Jalla memenuhi janji-Nya. Allah Azza wa Jalla menjadikan mereka sebagai penguasa di muka bumi serta Allah Azza wa Jalla memperlakukan sunnatullah di tengah-tengah mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman :

لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ

Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. [an-Nûr/24:55]

Namun setelah generasi ini berlalu, setan berhasil menyeret generasi-generasi berikutnya ke dalam lembah kesesatan.

فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan. [Maryam/19:59]

Generasi-generasi kemudian ini tidak lagi memenuhi persyaratan-persyaratan untuk meraih kemenangan; sehingga Allah Azza wa Jalla tidak lagi memberikan kemenangan kepada umat ini. Sebaliknya, kaum Muslimin terhina di negeri sendiri, kehormatan mereka diinjak-injak oleh orang-orang kafir dan orang-orang menyimpang. Orang-orang kafir di antaranya telah menenggelamkan sebagian wilayah kaum Muslimin ke dalam ideologi komunis, sebagian lagi ke dalam cengkeraman para salibis dan sebagian lagi dalam genggaman Zionis, pembunuh para Nabi, kaum yang dikutuk dan dilaknat dalam al-Qur’ân.

Mungkinkah Kaum Muslimin Akan Memproleh Kemenangan dan Kejayaan ?
Jawabannya ada pada janji Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya :

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.  [an-Nûr/24:55]

Terkait dengan ini, maka kita harus mengetahui syarat-syarat untuk memperoleh kemenangan dan kejayaan itu kembali. Syarat-syarat yang disebutkan dalam ayat di atas yaitu beriman dan beramal shalih. Iman dengan enam rukunnya yaitu beriman kepada Allah Azza wa Jalla , para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir serta takdir baik dan buruk. Ini merupakan pondasi yang tidak boleh dilalaikan sama sekali, meskipun hanya sesaat.

Sedangkan melakukan amal shalih maksudnya melakukan segala yang diperintahkan dan menjauhi semua yang dilarang dengan dasar taat kepada Allah Azza wa Jalla serta beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sehingga dalam pengertian secara global ini akan tercakup di dalamnya usaha untuk pelurusan akidah, penyesuaian segala ibadah dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; begitu juga urusan rumah tangga seperti berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada pasangan dan anak, menjaga hak-hak tetangga, amar ma’ruf nahi mungkar, menundukkan pandangan, menjaga kemaluan, meninggal perbuatan riba, tidak menipu dan tidak bertindak zhalim. Semua jenis perbuatan ini masuk dalam lingkup amal shalih yang disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam al-Qur’ân.

Ayat yang di atas merupakan bagian dari Surat an-Nûr, sebuah surat yang mengisyaratkan periode baru dalam sejarah perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ayat ini turun setelah terjadi perang Mushthaliq yang didahului dengan perang Ahzâb yang menyebabkan diturunkannya surat al-Ahzâb. Jarak antara kedua peperangan ini begitu singkat. Perang Ahzâb merupakan kali terakhir kaum musyrik menyerang kaum Muslimin, dan mereka bertempur di Madinah. Setelah itu Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sekarang kita yang akan menyerang mereka, bukan mereka yang menyerang kita.” [HR Imam al-Bukhâri]

Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan surat an-Nûr untuk menyucikan kaum Muslimin agar bisa melaksanakan kewajiban berdakwah dan berjihad serta menyiapkan mereka agar berbuat taat sehingga berhak mendapatkan pertolongan Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla menyucikan jiwa-jiwa mereka dengan perintah-perintah yang dijelaskan secara rinci dalam ayat-ayat surat an-Nûr yang mulia ini dan dijelaskan secara global dalam firman-Nya :

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal shaleh …[an-Nûr/24:55]

Jika kata as-shâlihat maksudnya melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, maka perintah-perintah yang dijelaskan dalam surat an-Nûr masuk dalam penggalan kalimat yang pertama. Jadi menegakkan had-had syar’i, menjaga lisan agar tidak mencederai kehormatan orang lain, menjaga mata agar tidak memandang sesuatu yang haram, menjaga pendengaran, adab meminta ijin dalam rumah, mengajari anak cara meminta ijin, menjaga anggota badan dan kemaluan dan lain sebagainya masuk dalam kategori amal shalih. Dengan memperhatikan Surat an-Nûr dan al-Ahzâb, didapatkan banyak perintah dari Allah Azza wa Jalla .

Di antaranya :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [an-Nûr/24:21]

Dalam surat an-Nûr juga:

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang tertuduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh yang menuduh itu. Mereka mendapatkan ampunan dan rezki yang mulia (surga). [an-Nûr/24:26]

Juga :

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءِ الزَّكٰوةِ ۙيَخَافُوْنَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْاَبْصَارُ

Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. [an-Nûr/24:37]

Sementara dalam Surat al-Ahzâb/33, Allah Azza wa Jalla berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ جَاۤءَتْكُمْ جُنُوْدٌ فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا وَّجُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًاۚ  ٩ اِذْ جَاۤءُوْكُمْ مِّنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَاِذْ زَاغَتِ الْاَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوْبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّوْنَ بِاللّٰهِ الظُّنُوْنَا۠ ۗ  ١٠ هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُوْنَ وَزُلْزِلُوْا زِلْزَالًا شَدِيْدًا  ١١ وَاِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اِلَّا غُرُوْرًا  ١٢ وَاِذْ قَالَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ يٰٓاَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوْا ۚوَيَسْتَأْذِنُ فَرِيْقٌ مِّنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُوْلُوْنَ اِنَّ بُيُوْتَنَا عَوْرَةٌ ۗوَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ ۗاِنْ يُّرِيْدُوْنَ اِلَّا فِرَارًا  ١٣ وَلَوْ دُخِلَتْ عَلَيْهِمْ مِّنْ اَقْطَارِهَا ثُمَّ سُـِٕلُوا الْفِتْنَةَ لَاٰتَوْهَا وَمَا تَلَبَّثُوْا بِهَآ اِلَّا يَسِيْرًا

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan  berbagai macam prasangka. Di situlah orang-orang Mukmin diuji dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata : “Allah dan rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”.

Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata: “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu”. Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan mengatakan : “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”. dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari.

Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya; dan mereka tiada akan bertangguh untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat.  [al-Ahzâb/33:9-14]

Juga firman-Nya :

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ 

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). [al-Ahzâb/33:23]

Dalam dua surat ini terkandung banyak petunjuk dan perintah yang bisa membimbing umat ini hidup lurus agar berhak mendapatkan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla berfirman :

اِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُوْمُ الْاَشْهَادُۙ

Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari para saksi-saksi dibangkitkan (hari kiamat). [Ghâfir/40:51]

Orang yang memperhatikan dengan seksama firman Allah Azza wa Jalla dalam surat at-Taubah/9: 38-40)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَكُمْ اِذَا قِيْلَ لَكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّاقَلْتُمْ اِلَى الْاَرْضِۗ اَرَضِيْتُمْ بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ  ٣٨ اِلَّا تَنْفِرُوْا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا اَلِيمًاۙ وَّيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوْهُ شَيْـًٔاۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ٣٩  اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat ? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah); sedang dia salah satu dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan al-Qur`ân menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. dan kalimat Allah itulah yang Tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana  [at-Taubah/9:38-40]

Serta ayat-ayat tentang perang Badar, Ahzâb dan Hunain, dia akan tahu bahwa Allah Azza wa Jalla telah menolong kaum Muslimin.

Dalam perang Badar, Allah Azza wa Jalla menolong mereka dengan mengirimkan para malaikat yang memiliki tanda yang bergabung dengan pasukan kaum Muslimin. Dalam perang Ahzâb, Allah Azza wa Jalla menolong kaum Muslimin dengan mengirimkan angin (yang bisa mengusir musuh) dan tentara. Allah Azza wa Jalla menolong hamba-Nya, memenuhi janji-Nya serta menghancurkan pasukan sekutu Quraisy. Dalam perang Hunain, Allah Azza wa Jalla telah memalingkan sekelompok besar dari medan pertempuran; mereka melarikan diri lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ketenangan kepada hati Rasul-Nya dan hati kaum Muslimin. Sementara di pihak orang-orang kafir, Allah Azza wa Jalla mengirimkan tentata yang tidak terlihat mata dan Allah Azza wa Jalla menyiksa orang-orang yang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir.

Orang yang memperhatikan hadits yang menjelaskan tentang hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dia akan tahu bahwa Allah Azza wa Jalla telah menggagalkan rencana busuk orang-orang kafir. Allah Azza wa Jalla mencabut penglihatan mereka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumah beliau n , juga ketika mendekati persembunyian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Gua Hira. Allah Azza wa Jalla juga melindungi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kejaran Surâqah bin Mâlik, dia terjatuh ketika hampir berhasil menyusul Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Allah Azza wa Jalla telah menggagalkan segala tipu daya yang dilakukan orang-orang kafir.

Dengan merenungi ini, setiap Muslim akan menyadari bahwa dia memiliki kewajiban yang tidak boleh diabaikan yaitu beramal shalih. Dengan amal shalih dakwah Islam akan tersebar, dakwah untuk mengembalikan kejayaan akan tersebar, juga dakwah untuk mengembalikan sebagian negeri yang telah dirampas, merebut kembali Masjidil Aqsha dan lain sebagainya. Ini hanya akan terwujud dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla yang Maha Perkasa dan Maha Bijak. Bukan dengan teriakan-teriakan kosong dan hampa, tapi dengan menegakkan syari’at dan agama Allah Azza wa Jalla .

Dalam sebuat ayat dalam Surat an-Nûr, Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. [an-Nûr/24:56]

Dengan dahi yang senantiasa sujud, tangan yang senantiasa basah dengan air wudhu’, jiwa yang bersih, badan yang selalu disucikan dan lisan yang terjaga, kemenangan itu akan nyata. Setiap orang hendaknya merasa memiliki tanggung dalam mewujudkan kemenangan demi menyelamatkan al-Quds, menjaga darah kaum Muslimin dan wilayah mereka. Hendaklah masing-masing orang melaksanakan kewajibannya ini. Allah Azza wa Jalla berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Hai orang-orang Mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.  [Muhammad/47:7]

Bagaimana mungkin kalian bisa mendapatkan kemenangan jika kalian kurang peduli dengan syari’at Allah Azza wa Jalla . Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّبِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ

Jagalah Allah, pasti Allah akan menjagamu ! Jagalah Allah maka pasti engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu ! Jika engkau memohon, maka mohonlah kepada Allah ! Jika engkau hendak minta tolong maka mohonlah pertolongan kepada Allah ! Ketahuilah, jika seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat apapun kepadamu kecuali manfaat yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla untukmu. Jika mereka berkumpul untuk membahayakanmu, maka mereka tidak akan mampu membahayakanmu dengan apapun juga kecuali dengan apa yang Allah Azza wa Jalla tetapkan untukmu. Pena-pena sudah diangkat dan tinta sudah kering.

Hendaklah masing-masing kaum Muslim melaksanakan amanahnya ! Hendaklah dia senantiasa merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla dalam mengurusi rakyatnya. Semoga Allah Azza wa Jalla menolong kita dan memberikan kemenangan kepada kita di bumi ini dengan agama yang diridhai oleh Allah Azza wa Jalla ini. Semoga Allah Azza wa Jalla  menggantikan rasa cemas dengan rasa aman, menggantikan kefakiran dengan kekayaan agar kita bisa melaksanakan syari’at-Nya, menjalankan agama ini. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan pertolongan kepada orang beriman kepada-Nya dan berjalan di atas syari’at-Nya

(Al-Ashâlah, hlm. 54-58, edisi 48/Tahun 10)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIII/1430/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/50242-mungkinkah-kaum-muslimin-akan-berjaya.html